Ketepatan
Penatalaksanaan Trauma Servikal di Pre-Hospital yang utama pada kejadian trauma
tulang belakang servikal yaitu pertama, segera menghubungi ambulan/ perawat
emergensi terdekat dengan tempat kejadian. Kedua, selama menunggu perawat
emergensi datang lakukan penatalaksanaan primary survey dengan pembebasan jalan
nafas, mempertahankan pernafasan pasien, mempertahankan aliran darah ke jantung
pasien. Ketiga, lakukan penatalaksanaan immobilisasi pada tulang belakang
servikal. Penting untuk memperhatikan trauma tulang belakang servikal dan
berhati-hati pada saat menggerakkan pasien, dengan memperhatikan pergerakan
dari tulang belakang, hal ini bisa meminimalisir terjadinya trauma lanjutan
(ARC, 2012).
Khusus pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran pertama
pertahankan dahulu kepatenan jalan nafas sebelum mengkaji trauma tulang
belakang. Untuk mempertahankan jalan nafas perhatikan posisi kepala harus pada
posisi netral terhadap trauma tulang belakang servikal seperti jaw trust.
Pertahankan posisi leher pasien ditempat datar dan pastikan pasien
mempertahankan immobilisasi. Seandainya pernafasan pasien spontan dan cenderung
mengalami penurunan kesadaran, lebih baik posisikan kaki lebih tinggi dari
jantung sebagai posisi recovery (ARC, 2012, Carpico, 2007).
Pada
kenyataannya Ketepatan Penatalaksanaan Trauma Servikal di Pre-Hospital masih
kurang memadai untuk meminimalisir trauma dan dalam studi literatur yang
menyebutkan dapat terjadi kerusakan saraf akibat imobilisasi yang kurang tepat.
Pada saat melakukan Imobilisasi tulang belakang juga untuk mengetahui risiko
yang terburuk bagi pasien dengan trauma tulang belakang servikal dan hal itu
dapat memperlama waktu saat melakukan penatalaksanaan immobilisasi menjadikan
hambatan ketepatan waktu pengiriman pasien ke rumah sakit. Untuk mengatasi hal
tersebut sejumlah teknik imobilisasi tulang belakang yang tepat dapat digunakan
yaitu (ARC, 2012. Waninger, 2011) :
Pedoman
In-line Stabilisasi
Perawat
dapat memberikan stabilisasi manual dengan berdiri di belakang korban dengan
berlutut di atas kepala korban yang diterlentangkan. Perawat harus memegang
kepala korban, sementara menstabilkannya dengan cara mengunci siku perawat atau
beristirahat siku di kepala pasien. Tujuannya adalah untuk mempertahankan
kepala korban dalam posisi netral sejajar dengan tubuh , sehingga menghindari
gerakan abnormal secara mendadak. Bila pada pasien dewasa tanpa trauma,
bantalan di bawah kepala untuk mengangkat 2cm diatas tingkat tubuh untuk
mengoptimalkan posisi kepala sejajar terhadap tulang belakang servikal
(Pimentel, 2010. Waninger, 2011).
Penggunaan
servical Colar
Penatalaksanaan
ini hanya boleh digunakan oleh perawat terlatih karena perawat harus mampu
melakukan dengan akurat menentukan ukuran dan ketepatan cara memasang. Bila perawat
mampu melakukan dengan tepat dan cepat akan mengurangi waktu yang diperlukan
untuk immobilisasi pada fase pre hospital. Penahan yang paling umum digunakan
dibuat dari plastik keras , dengan bantalan busa yang lembut , dan dipasangkan
pada leher korban untuk menjaga tulang belakang bagian servikal dalam posisi
netral dan mencegah pergerakan kepala secara mendadak. Sama halnya pada manual
in-line stabilisasi harus dipertahankan kepatenan servical colar (ARC, 2012.
Meek, R., McGannon, D., & Edwards, L. 2007).
Spinal
boards
Menggunakan
sebuah papan kaku ditempatkan di bawah pasien digunakan oleh perawat untuk
memindahkan pasien bila diperlukan. Sebelum perawat memindahkan dengan spinal
board pasien seharusnya sudah memakai colar brace di tempat kejadian dan hal
ini dimaksudkan untuk mempertahankan pergerakan kepala leher saat perawat
memindahkan pasien dengan spinal board (Pimentel, 2010).
Log
roll
Menggunakan
tehnik manuver dilakukan oleh tim yang terlatih, untuk memindahkan pasien dari
posisi telentang ke arah penolong, dan kemudian ditelentangkan lagi, hal ini
digunakan untuk memeriksa adanya trauma di tulang belakang atau untuk
menempatkan papan spinal board (ARC, 2012).
Ketepatan
Penatalaksanaan Trauma Servikal di Pre-Hospital harus memperhatikan Trauma
tulang belakang bagian servikal pada pasien yang sadar maupun yang mengalami
penurunan kesadaran memiliki penyulit pada penatalaksanaannya. Sebagai langkah
antsisipatif hendaknya perawat bila menemui pasien yang mengalami trauma akibat
kecelakaan, jatuh atau pukulan dianggap sebagai penyebab trauma tulang belakang
servikal. Ketepatan saat penatalaksanaan dianggap penting agar mengurangi
lamanya waktu pada fase pre-hospital, untuk itu perawat emergensi harus
memiliki keahlian penanganan pada trauma tulang belakang dengan in-line
immobilisasi, pemasangan colar brace, spine boards dan log roll dengan tepat.
Referensi
:
Advanced
Paediatric Life Support (2011).
Australian
Resuscitation Council. 2012. Guideline 9 : management of suspected spinal
injury
Brohi,
K. 2002. Spine trauma. URL : (5 September 2013)
http://trauma.org/archive/spine/cspine-eval.html
Blackham,
J., & Benger, J. (2001). Why do we put cervical collars on conscious trauma
patient? scanadian journal of trauma 17, 44.
Campbell,
Jhon Pe. 2004. Basic Trauma Life Support. New Jersy : Person Prentice Hall
Carpico,
B. (2007). Suspected cervical spine injury. Nursing Journal, 37(3), 88.
Davenport,M.
2009 . Fracture cervical spine. (5 September 2013) URL :
http://emedicine.medscape.com/article/824380-overview
Jones,
c. (2012). Assessment and Management of a Child with Suspected Acute Neck
Injury. Nursing Children and Young People, 24(3), 29-33
Meek,
R., McGannon, D., & Edwards, L. (2007). The Safety of Nurse Clearance of
the Cervical Spine using the National Emergency X-Radiography Utilization Study
low-risk Creiteria. Emergency Medicine Australasia 19, 372-376.
Pimentel,
L. (2010). Evaluation and Management of Avute Cervical Spine Trauma Emergency
Medicine Clinic, 28(4), 719-738.
Waninger,
K. (2011). Cervical Spine Injury Management in the Helmeted Athlete. Current
Sports Medicine Reports, 45-49.
No comments:
Post a Comment